A. Definisi
Hipertensi
maligna jarang terjadi tapi merupakan salah saru jenis tekanan darah tinggi
yang serius. Secara resmi, hipertensi maligna didefinisikan sebagai hipertensi
berat yang terjadi bersama dengan pendarahan internal retina di kedua mata dan
pembengkakan saraf optik di belakang retina. Hipertensi maligna harus diobati
dengan cepat untuk menghindari kerusakan organ yang lebih serius dan, mungkin,
menyebabkan kematian. Semua sistem organ utama beresiko rusak akibat hipertensi
ganas.
Organ
yang paling beresiko antara lain ginjal, mata, dan otak. Ginjal sangat sensitif
terhadap peningkatan tekanan darah dan kerusakan ginjal permanen adalah
komplikasi umum hipertensi ganas yang tidak diobati. Sebagian besar kerusakan
organ ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil di beberapa tempat, dan
itulah sebabnya pendarahan retina (yang memiliki pembuluh darah kecil) termasuk
dalam kriteria diagnostik untuk hipertensi ganas.
B.
Penyebab
Penyebab pasti hipertensi ganas belum
sepenuhnya diketahui.
C. Klasifikasi
Klasifikasi menurut The Joint National Communittes tahun 2003, hipertensi dibagi atas:
Klasifikasi menurut The Joint National Communittes tahun 2003, hipertensi dibagi atas:
Klasifikasi TD : TD Sistolik TD Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium I (hipertensi ringan) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 (hipertensi sedang) 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Stadium 3 (hipertensi berat) 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
Stadium I (hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium I (hipertensi ringan) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 (hipertensi sedang) 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Stadium 3 (hipertensi berat) 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
Stadium I (hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
D. Gejala
Karena hipertensi maligna
mempengaruhi sistem organ yang secara langsung sensitif terhadap tekanan darah
(ginjal, mata, otak, sistem kardiovaskular), gejala-gejala penyakit cenderung menjadi orang-orang yang
akan mengasosiasikan dengan masalah-masalah dalam sistem organ lain. Sebagai
contoh, beberapa gejala termasuk: penglihatan buram, nyeri dada, kejang, urin
menurun, kelemahan atau aneh kesemutan / mati rasa di tangan, kaki, atau wajah,
sakit kepala, atau sesak napas.
E. Pengobatan
Orang dengan hipertensi maligna
harus selalu dirawat di rumah sakit. Pengobatan tergantung pada seberapa serius
masalah dalam pasien tertentu, masuk ke ruang Intensive Care Unit (ICU) mungkin
diperlukan. Selama tinggal di rumah sakit, infus obat-obatan adalah fokus utama
terapi. Beberapa obat yang biasa digunakan untuk mengurangi tekanan darah dalam
situasi ini adalah nitroprusside dan nitrogliserin.
F.
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Prinsip pengobatan
a. Menurunkan tekanan darah sampai normal atau sampai lefel yang dapat ditoleransi penderita
b. Mencegah komplikasi dan menormalkan kembali komplikasi yang sudah terjadi
a. Menurunkan tekanan darah sampai normal atau sampai lefel yang dapat ditoleransi penderita
b. Mencegah komplikasi dan menormalkan kembali komplikasi yang sudah terjadi
2. Pengobatan Umum
a. Menurunkan berat badan
b. Diet rendah garam
c. Olahraga
d. Berhenti merokok
e. Cukup waktu istirahat dan tidur
f. Kurangi minum alcohol, pertimbangkan kontrasepsi hormonal, dan kurangi minum kopi
a. Menurunkan berat badan
b. Diet rendah garam
c. Olahraga
d. Berhenti merokok
e. Cukup waktu istirahat dan tidur
f. Kurangi minum alcohol, pertimbangkan kontrasepsi hormonal, dan kurangi minum kopi
3. Pengobatan Khusus
Diuretic (flurosemid, spirolaktron dan daun kumis kucing
Diuretic (flurosemid, spirolaktron dan daun kumis kucing
G. Komplikasi
1. Retinopati Hipertensi
2. Penyakit jantung dan pembuluh darah
3. Penyakit hipertensi serebrovaskuler
4. Enselopati hipertensi
5. Nefrosklerosis karena hipertensi
2. Penyakit jantung dan pembuluh darah
3. Penyakit hipertensi serebrovaskuler
4. Enselopati hipertensi
5. Nefrosklerosis karena hipertensi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Buku ajar
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH edisi 8 vol. 2. 2002. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran ECG.
Syaifuddin, Drs. H. Anatomi
Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan edisi 2006. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran ECG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar