Minggu, 19 Februari 2012

LAPORAN REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK) DENGAN KASUS KUSTA


A.      IDENTITAS KLIEN :
ž  Nama                        : An “ A “
ž  Umur                        : 11 tahun
ž  Agama                      : Islam
ž  Pendidikan               : -
ž  Pekerjaan                  : Pelajar
ž  Suku bangsa             :  Luwu
ž  Hub dengan keluarga: Anak kandung

B.       TANDA – TANDA VITAL :
*      Keadaan umum :         Baik
*      Kesadaran          :        compos mentis (GCS 15)
*      Suhu                   :        36,60c
*      Nadi                   :        80x/menit
*      Pernafasan          :        28x/menit
*      Tekanan darah   :         -

 

C.      RIWAYAT KESEHATAN :
Pada tahun 2010 ditemukan bercak-bercak putih dan mati rasa di punggung dan wajah pada An “A”, ibu klien mengatakan munculnya bercak-bercak putih tersebut setelah An “A” memakan ikan mujair. Awalnya ibu klien mengira bercak-bercak yang ada pada punggung dan wajah An “A” adalah panu, sehingga ibu klien hanya memberikan obat panu biasa
(salep). Beberapa bulan kemudian setelah pemberian obat salep, bercak-bercak putih tersebut semakin banyak dan melebar. Keluarga tidak tahu kalau bercak-bercak putih yang ada di punggung dan wajah klien adalah tanda dari penyakit kusta. Akhirnya keluarga memutuskan untuk memeriksakan An “A” di Puskesmas Bua Dan di Puskesmas Bua mendiagnosis An. “A” menderita panyakit Kusta.

D.      HASIL PENGKAJIAN, TANGGAL 6 FEBRUARI 2012 :
Ibu klien mengatakan timbul bercak-bercak putih dan mati rasa pada punggung dan wajah An “A” pada tahun 2010. Bercak putih tersebut muncul setelah memakan ikan mujair. Keluarga tidak mengetahui bercak putih tersebut adalah tanda dari penyakit kusta. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada An “A” ditemukan klien mandi hanya satu kali sehari, gosok gigi jarang di lakukan, kuku panjang dan sangat kotor, badan nampak kotor, gigi nampak kuning dan kotor.
Dari hasil pengkajian lingkungan fisik ditemukan luas rumah 7 x 9 m2, jenis bangunan semi permanen dengan lantai beton. Jumlah penghuni ada 6 orang, fentilasi dan pencahayaan rumah kurang. Ibu klien mengatakan An “A” mempunyai saudara yang menderita gejala penyakit yang sama. Setelah di periksa, ternyata Saudara laki-laki klien sudah terjangkit penyakit kusta. Ibu klien mengatakan An “A” tidur dengan saudara laki-lakinya.
Klien mengatakan merasa tidak percaya diri dengan keadaannya sekarang. Klien mengatakan tidak merasakan kapas yang menyentuh lesi di kulitnya setelah disentuh dengan kapas. klien jarang keluar rumah bermain dengan teman sebayanya.
Keluarga klien mengatakan sabun mandi yang di gunakan di pakai secara bersama-sama. Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit Kusta. Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui dampak yang di timbulkan oleh penyakit kusta. Keluarga klien bertanya apa itu penyakit kusta? Ibu klien bertanya mengapa anak saya bisa terjangkit penyakit kusta? Keluarga klien nampak tidak mengetahui perawatan penyakit kusta yang menyerang seseorang. Keluarga klien mengatakan kamar yang di tempati oleh klien pencahayaannya kurang dimana nampak fentilasi dan pencahayaan rumah kurang, hanya terdapat jendela yang susah untuk di buka. Keluarga klien nampak tidak mengetahui dampak yang di timbulkan oleh penyakit kusta. Keluarga klien nampak tidak mengetahui perawatan penyakit kusta yang menyerang seseorang.

E.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Defisit perawatan diri (personal hygiene kurang) berhungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
Ditandai dengan :
-          Data Subjektif
·      Klien mengatakan mandi hanya satu kali sehari
·      Klien mengatakan jarang gosok gigi
-          Data objektif
·      Badan nampak kotor
·      Kuku panjang dan sangat kotor
·      Gigi nampak kuning dan kotor

2.      Terjadinya penularan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Ditandai dengan :

-          Data Subjektif
·      Ibu klien mengatakan An “A” mempunyai saudara yang menderita gejala penyakit yang sama.
·      Ibu klien mengatakan An “A” tidur dengan saudara laki-lakinya.
·      Keluarga klien mengatakan sabun mandi yang di gunakan di pakai secara bersama-sama.
·      Keluarga klien mengatakan kamar yang di tempati oleh klien pencahayaannya kurang.
-          Data Objektif
·      Nampak fentilasi dan pencahayaan rumah kurang, hanya terdapat jendela yang susah untuk di buka.
·      Nampak bercak-bercak putih pada punggung dan wajah klien.
·      Nampak saudara laki-laki klien sudah terjangkit penyakit kusta.

3.      Resiko terjadi kecacatan berhubungan dengan penyakit yang di derita oleh klien.
Ditandai Dengan :
-          Data Subjektif
·      Klien mengatakan tidak merasakan kapas yang menyentuh kulitnya/lesi di kulitnya setelah disentuh dengan kapas.
·      Ibu klien mengatakan timbul bercak-bercak putih pada punggung dan wajah An “A”.
-          Data Objektif
·      Nampak klien tidak merasakan kapas pada kulitnya yang terdapat lesi.
·      Nampak bercak putih pada punggung dan wajah klien.

4.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan hipopigmentasi pada kulit
Ditandai dengan :

-          Data Subjektif
·      Ibu klien mengatakan timbul bercak-bercak putih pada punggung dan wajah An “A”.
·      Klien mengatakan tidak merasakan kapas yang menyentuh kulitnya/lesi di kulitnya setelah disentuh dengan kapas.
·      Klien mengatakan merasa tidak percaya diri dengan keadaannya sekarang.

-          Data Objektif
·      Nampak bercak putih pada punggung dan wajah klien.
·      Nampak klien jarang keluar rumah bermain dengan teman sebayanya.
·      Nampak klien tidak merasakan kapas pada kulitnya yang terdapat lesi.

5.      Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit kusta penyebab infeksi, tindakan dan pencegahan.
Ditandai dengan :
-          Data Subjektif
·      Keluarga klien bertanya apa itu penyakit kusta?
·      Bercak putih tersebut muncul setelah memakan ikan mujair.
·      Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit kusta.
·      Ibu klien mengatakan An. “A” tidur dengan saudara laki-lakinya.
·      Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui dampak yang di timbulkan oleh penyakit kusta.
·      Ibu klien bertanya mengapa anak saya bisa terjangkit penyakit kusta?

-          Data Objektif
·      Keluarga klien tidak mengetahui apa itu penyakit kusta.
·      Keluarga klien tidak mengetahui bercak-bercak putih tersebut adalah tanda dari penyakit kusta.
·      Keluarga klien nampak tidak mengetahui dampak yang di timbulkan oleh penyakit kusta.
·      Keluarga klien nampak tidak mengetahui perawatan penyakit kusta yang menyerang seseorang
·      Saudara laki-laki klien sudah terjangkit penyakit kusta.
·      Ibu klien nampak bertanya mengapa anak saya bisa terjangkit penyakit kusta?

F.       INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx I
Defisit perawatan diri (personal hygiene kurang) berhungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
Tujuan : klien dapat merawat dirinya secara mandiri, dengan kriteria hasil :
·         Klien nampak bersih
·         Kuku klien nampak tidak kotor
·         Gigi klien nampak bersih
·         Klien mandi minimal 2 kali sehari
Intervensi keperawatan
1.         Kaji personal hygiene klien
2.         Anjurkan kepada klien untuk mandi 2x sehari dan memakai sabun
3.         Anjurkan kepada klien untuk mengganti pakaiannya jika sudah mandi dan menggunting kuku minimal satu kali sehari
4.         HE kepada klien dan keluarga tentang pentingnya menjaga dan meningkatkan perawatan diri karena jika tidak, maka akan menimbulkan penyakit kulit

Dx II
Terjadinya penularan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Tujuan : Menunjukkan pengendalikan penyakit lebih lanjut dan mencegah terjadinya penularan serta memberikan pengobatan sedini mungkin. Dengan kriteria hasil :
·         Keadaan klien membaik
·         Tidak terjadi penularan ke anggota keluarga yang lain
·         Keadan lingkungan bersih
Intervensi Keperawatan
1.         Jelaskan kepada keluarga tentang pengobatan sejak dini dan teratur
2.         Anjurkan kepada keluarga untuk berobat ke puskesmas
3.         Jelaskan kepada keluarga tentang cara penularannya yaitu dengan sekret pada hidung, kontak kulit dengan kulit, kontak dekat dan penularan dari udara (droplet), faktor tidak cukup gizi, kontak antara orang yang terinfeksi dan orang yang sehat dalam jangka waktu yang lama, lewat luka, saluran pernafasan/ inhalasi
4.         Anjurkan kepada keluarga untuk mengurangi kontak fisik yang lama
5.         Identifikasi orang-orang yang beresiko terkena infeksi seperti anggota keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan.
6.         Anjurkan kepada anggota keluarga jangan mengenakan atau menggunakan pakaian atau sesuatu yang telah di pakai oleh pasien.
7.         Anjurkan kepada anggota keluarga jangan sesuatu secaja bersama-sama seperti pemakaian sabun mandi atau handuk secara bersama-sama.
Dx III
Resiko terjadi kecacatan berhubungan dengan penyakit yang di derita oleh klien.
Tujuan : Kecatatan tidak terjadi dengan kriteria hasil :
·         Nampak klien tidak mengalami kecacatan
·         Keadaan klien nampak membaik
Intervensi Keperawatan
1.         Anjurkan kepada keluarga untuk melakukan pengobatan secara teratur dan control ke puskesmas
2.         Anjurkan kepada keluarga untuk menjaga/meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara olahraga yang teratur dan makan makanan yang bergizi.
DX IV
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Hipopigmentasi pada kulit
Tujuan : Kulit mengalami penyembuhan, dengan kriteria hasil :
·         Kulit nampak tidak ada lesi
·         Kulit nampak bersih
·         Tidak ada penyebaran kerusakan jaringan kulit
Intervensi Keperawatan
1.         Ajarkan pada klien agar dapat selalu menjaga kebersihan tubuhnya dan latihan otot tangan dan kaki untuk mencegah kecacatan lebih lanjut.
2.         Ajarkan kepada klien untuk selalu hidup sehat.
3.         Berikan dorongan kepada klien untuk selalu bersabar dan berdoa kepada Sang Pencipta.  

Dx V
Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit kusta penyebab infeksi, tindakan dan pencegahan.
Tujuan : Penetahuan keluarga bertambah tentang penyakit kusta, dengan kriteria hasil keluarga klien memahami penyakit yang di derita oleh anggota keluarganya dan mengetahui pencegahannya serta perawatan pada penderita penyakit kusta.

Intervensi Keperawatan
1.         Berikan penjelasan tentang penyakit yang dialami.
2.         Berikan dorongan dalam ketekunan dan kesabaran pengobatan penyakit dalam jangka waktu yang lama.
3.         Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga dengan cara menjelaskan mengenai ciri, sebab, gejala, pencegahan serta   pengobatannya agar kelurga mampu mengenali gejala penyakit penyakit kusta .
4.         Jaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari kemungkinan timbulnya bakteri penyebab kusta.


G.      HAMBATAN
Selama kami melakukan proses keperawatan pada keluarga An “A” tidak mengalami kesulitan, karena keluarga dapat menerima dan bekerja sama dengan baik.
H.      KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa asuhan keperawatan komunitas sebagai salah satu upaya yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan baik secara individu, keluarga dan masyarakat.
I.         SARAN
Dalam melakukan proses asuhan keperawatan komunitas harus dilakukan dengan menggunakan manajemen dan kerja sama yang baik dengan anggota kelompok, terutama menjaga hubungan yang baik dengan keluarga klien untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar