Minggu, 19 Februari 2012

Preeklamsia & Eklamsia


  Preeklamsia adalah gangguan multisistem spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi) dan proteinuria (adanya protein dalam urin).
Preeklamsia terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Eklamsia didefinisikan sebagai preeklamsia yang diikuti dengan kejang.
Di seluruh dunia, 5 – 14% wanita hamil menderita preeklamsia sedangkan eklamsia sangat jarang dan terjadi pada kurang dari 1% wanita dengan preeklamsia.
Penyebab timbulnya preeklamsia tidak diketahui. Di bawah ini beberapa faktor risiko preeklamsia:

  1. Ibu obesitas
  2. Usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
  3. Riwayat preeklamsia pada keluarga
  4. Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
  5. Hipertensi
  6. Diabetes mellitus
  7. Kehamilan kembar
  8. Infeksi saluran kemih, dll
Kriteria untuk mendiagnosis preeklamsia:
I. Preeklamsia ringan:
· Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu di mana tekanan darah sebelumnya normal.
· Proteinuria < 3 g/24 jam
II. Preeklamsia berat:
· Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
· Proteinuria ≥ 5 g/24 jam
· Oliguria (urin < 500 ml/24 jam)
· Gangguan serebral (otak) atau visual
· Edema pulmonum
· Nyeri epigastrik atau nyeri pada perut kuadran kanan atas
· Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas
· Pertumbuhan janin terhambat
· Trombositopenia (penurunan nilai trombosit)
Penanganan preeklamsia berat:
  1. Rawat rumah sakit
  2. Periksa laboratorium sesuai dengan kemampuan rumah sakit
  3. Berikan magnesium sulfat
  4. Berikan obat antihipertensi, nifedipin obat terpilih
  5. Terminasi kehamilan adalah: terapi definitif, variasi usia kehamilan pada saat terminasi kehamilan bergantung dari kemampuan masing – masing rumah sakit
Pre-eklampsia berat
jika ada minimal 1 tanda berikut:
  • sistolik ≥ 160 diastolik ≥ 110
  • proteinuria ≥ 5 g dlm 24 jam, +3 atau +4 pd pemeriksaan kualitatif
  • oliguria ≤400 ml dlm 24 jam
  • keluhan serebral, ggn penglihatan, nyeri epigastrium
  • edem paru atau sianosis
Etiologi
  • belum diketahui pasti
  • teori yang paling bisa diterima: iskemia plasenta
Fenomena yang Perlu dicari Jawabannya
  • frekuensi meningkat pd primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, mola
  • frekuensi meningkat dgn makin tuanya kehamilan
  • trejadi perbaikan dengan matinya janin dalam uterus
  • jarang terjadi pd kehamilan2 berikutnya
  • timbul gejala edem, hipertensi, proteinuria, kejang, koma
Patologi
  • perdarahan, infark, nekrosis, trombosis pembuluh darah kecil pd berbagai organ tubuh
  • penyebab: vasospasmus arteriole, penimbunan fibrin dlm pembuluh darah
Organ2 yg Mengalami perubahan anatomi-patologik
  • plasenta
  • ginjal
  • hati
  • otak
  • retina
  • paru-paru
  • jantung
  • kelenjar adrenal
Perubahan fisiologi patologik
  • plasenta dan uterus
  • ginjal
  • retina
  • paru-paru
  • otak
  • metabolisme air dan elektrolit

PRE EKLAMPSIA

Predisposisi
  • primigravida, terutama primigravida muda
  • DM
  • Mola
  • kehamilan ganda
  • hidrops fetalis
  • umur ibu lbh dr 35 thn
  • obesitas
Gambaran Klinik
  • pertambahan berat badan yg berlebihan
  • edem
  • hipertensi
  • proteinuria
Pre eklampsia berat:
  • tensi makin tinggi
  • edem makin umum
  • proteinuria tambah banyak
  • sakit kepala daerah frontal
  • skotoma
  • diplopia
  • penglihatan kabur
  • nyeri epigastrium
  • mual/muntah
Diagnosis
  • adanya 2 di antara trias tanda utama: hipertensi, edem, proteinuria
  • jika ada satu tanda, harus waspada.
Diagnosis Diferensial
  • hipertensi menahun: adanya perdarahan dan eksudat pada funduskopi
  • penyakit ginjal: proteinuria timbul lbh awal, sebelum triwulan ke-3
Pencegahan
  • pemeriksaan antenatal yang teratur
  • istirahat dan mengurangi pekerjaan sehari-hari, lbh byk duduk dan berbaring
  • diet tinggi protein rendah lemak, karbohidrat, garam
  • penambahan berat badan yg tidak berlebihan
Penanganan
Tujuan
  • mencegah pre eklampsia berat dan eklampsia
  • melahirkan janin hidup
  • melahirkan janin dg trauma sekecil2nya
Terdiri dari:
  • penanganan medis : menunggu selama mkn sp janin cukup matur
  • penanganan obstetris : melahirkan bayi pd saat yg optimal
Indikasi rawat RS:
  1. tensi ≥140 sistol, ≥90 diastol
  2. proteinuria 1+ atau lbh
  3. BB naik ≥1,5 kg perminggu yg berulang
  4. penambahan edem yg tiba2
Perawatan di RS:
  1. anamnesis, pmx umum, pmx obstetrik, pmx laboratoris rutin
  2. tekanan darah, air kencing, BB diperiksa tiap hari, edem dicari
  3. balans cairan ditentukan tiap hari
  4. funduskopi pd waktu pertama masuk RS kmd setiap 3 hari
  5. keadaan janin diperiksa tiap hari dan besarnya dinilai
  6. hematokrit diperiksa berulang2
  7. penderita diminta utk memberitahu jika sakit kepala, mual,nyeri epigastrium atau ggn penglihatan
Cara Pengakhiran Kehamilan:
  1. induksi persalinan
  2. seksio sesarea
Indikasi Pengakhiran Kehamilan:
  1. pre eklampsia ringan dg kehamilan lebih dari/cukup bulan
  2. pre eklampsia dg dg hipertensi dan/atau proteinuria menetap selama 10-14 hari, dan janin sudah cukup matur
  3. pre eklampsia berat
  4. eklampsia
Penanganan Pre eklampsia Ringan
  • Istirahat di tempat tidur dg berbaring ke arah sisi tubuh
  • fenobarbital 3×30 mg per hari (menenangkan penderitaan dan menurunkan tensi)
  • pengurangan garam dalam diet
  • pemakaian diuretik dan antihipertensi tidak dianjurkan
  • jika tidak ada perbaikan dan tensi terus mningkat, retensi cairan dan proteinuria bertambah maka pengakhiran kehamilan dilakukan meskipun janin msh prematur
Penanganan Pre eklampsia Berat
  • pasien datang dg pre eklampsia berat
  • beri sedativa yg kuat utk mcegah kejang:
  1. larutan sulfas magnesikus 50% sebanyak 10 ml disuntikkan im, dapat diulang 2 ml tiap 4 jam
  2. lytic cocktai, yakni larutan glukosa 5% sebanyak 500 ml yg berisi petidin 100mg, klorpromazin 100mg, prometazin 50 mg sebagai infus intravena
  • perlu obat hipotensif
  • jika oliguria, beri glukosa 20% iv
  • diuretik tdk rutin, hanya bila retensi air banyak
  • setelah bahaya akut berakhir, dipertimbangkan utk menghentikan kehamilan
Persalinan pada Pre Eklampsia
  • pre eklampsia berat lbh mudah menjadi eklampsia pd saat persalinan
  • perlu analgetika dan sedativa lebih banyak
  • persalinan hendaknya dengan cunam atau ekstraktor vakum dg narkosis umum utk menghindari rangsangan pd ssp
  • anestesia lokal bila tensi tdk terlalu tinggi dan penderita masih somnolen krn pengaruh obat
  • pemberian ergometrin rutin pd kala III tidak dianjurkan, kecuali ada perdarahan post partum krn atonia uteri
  • obat penenang diteruskan sampai 48 jam post partum, kmd dikurangi bertahap dalam 3-4 hari
  • Pada gawat janin dalam kala I dilakukan segera seksio sesaria
  • Pada gawat janin dalam kala II dilakukan ekstraksi dg cunam atau ekstraktor vakum
  • post partum bayi sering menunjukkan tanda2 asfiksia neonatorum maka perlu resusitasi
EKLAMPSIA
  • timbul serangan kejangan yg diikuti koma
Macam
  1. eklampsia gravidarum
  2. eklampsia parturientum
  3. eklampsia puerperale
Gejala dan Tanda
  • didahului memburuknya pre eklampsia dan timbul gejala2 nyeri kepala frontal, nyeri epigastrium, ggn penglihatan, mual, hiperrefleksia.
  • jika gejala ini tidak dikenali dan diatasi akan segera timbul kejangan, dgn 4 macam tingkat:
  1. awal/aura
  2. tonik
  3. klonik
  4. koma
  • selama serangan tensi meningkat, nadi cepat, suhu meningkat sampai 40ºC
Komplikasi Kejang:
  • lidah tergigit, perlukaan dan fraktur
  • ggn pernafasan
  • solutio plasenta
  • perdarahan otak
DD :
  1. epilepsi
  2. kejangan karena obat anestesia
  3. koma krn sebab lain: diabetes, perdarahan otak, meningitis, ensefalitis, dsb
Komplikasi Pre Eklampsia Berat dan Eklampsia
  1. kematian ibu dan janin
  2. solutio plasenta
  3. hipofibrinogenemia
  4. hemolisis
  5. perdarahan otak
  6. kelainan mata (kehilangan penglihatan sementara)
  7. edem paru-paru
  8. nekrosis hati
  9. kelainan ginjal
  10. komplikasi lain spt lidah tergigit, trauma dan fraktur krn jatuh akibat kejang, pneumonia aspirasi
  11. prematuritas, dismaturitas, kematian janin intra uterin
Penanggulangan
  • Tujuan: menghentikan berulangnya kejangan dan mengakhiri kehamilan secepatnya dg cara aman stlh keadaan ibu mengijinkan
  • harus dirawat di RS
  • obat penenang yg cukup saat pengangkutan ke RS (petidin 100 mg) dan seorang yg tahu ttg resusitasi
  • obat2 utk mencegah kejangan:
  1. sodium penthotal
  2. diazepam
  3. sulfas magnesicus
  4. lytic cocktail
  • jumlah dan waktu pemberian obat disesuaikan dg kondisi penderita tiap jam
  • hindarkan dr semua rangsang spt cahaya terang, keributan, injeksi atau pemeriksaan dalam
  • dirawat di kamar isolasi yang tenang
  • tekanan darah, nadi, pernafasan dicatat tiap 30 menit
  • suhu diukur tiap jam scr rektal
  • penderita dg koma diletakkan pd posisi trendelendburg
  • alat penyedot disediakan utk membersihkan jalan nafas
  • oksigen diberikan pd sianosis
  • penisilin-streptomisin tiap 12 jam mencegah infeksi paru2
  • dauer catheter utk mengetahui diuresis dan pmx protein urin scr kuantitatif
  • balans cairan dilakukan tiap 6 jam
  • kalori yg adekuat (infus glukosa hipertonik, fruktosa atau larutan asam amino spt aminofusin)
Tindakan Obstetrik
  • setelah kejangan diatasi dan KU diperbaiki
  • mengakhiri kehamilan atau mempercepat persalinan
  • persalinan pervaginam adalah cara terbaik bila dpt dilaksanakan dg cepat dan aman
  • pd eklampsia gravidarum perlu diadakan induksi dgn amniotomi dan infus pitosin setelah bebas kejang selama 12 jam dan keadaan serviks mengijinkan.
  • bila serviks msh lancip dan tertutup terutama pd primigravida, kepala janin msh tinggi, atau ada persangkaan disproporsi sefalopelvik, sebaiknya sesar.
  • jk persalinan sudah pada kala I dilakukan amniotomi utk mempercepat partus
  • lakukan ekstraksi vakum atau cunam
  • anestesi lokal bisa dipakai jk sudah sedasi berat, anestesi spinal sebaiknya tidak digunakan krn dpt menyebabkan hipotensi yg bahaya pd eklampsia
  • penderita eklampsia tdk seberapa tahan thd perdarahan postpartum atau trauma obstetrik, shg semua tind obstetrik hrs seringan mkn dan sedia darah.
  • metergin boleh diberikan pd perdarahan postpartum krn atonia uteri.
  • stlh kelahiran pengobatan danp erawatan intensif hrs diteruskan utk 48 jam.



Sumber:
Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi (POGI), 2006
American Family Physician, 2004
emedicine, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar