Tali pusat atau
funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan, sehingga
zat-zat gizi dan
oksigen dapat masuk ke tubuh
janin. Pada hari ke-14
pasca konsepsi, diskus embrio, kantong amnion dan yolk salc
menyatu dengan villi korion
melalui connecting stalk kemudian akan menjadi tali pusat.
Struktur Tali Pusat
Tali pusat terdapat
antara pusat janin
dan permukaan fetal
plasenta. Warnanya dari
luar putih dan merupakan tali yang berpilin. Panjangnya ± 55 cm (30 – 100 cm)
dan diameter 1 – 1,5 cm. Pembuluh-pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali pusatnya
sendiri sehingga pembuluh berkelok-kelok. Kadang-kadang menimbulkan tonjolan
pada permukaan tali pusat dan
diberi nama simpul palsu.
Insersi/letak tali pusat ke plasenta :
- Tengah : insertio sentralis
- Sedikit ke samping: insertio paracentralis
- Samping : insertio lateralis
- Pinggir : insertio marginalis
- Di luar plasenta/di selaput janin : insertio velamentosa
Kelainan Letak Tali Pusat
Tali pusat secara
normal berinsersi di
bagian sentral ke dalam permukaan fetal
plasenta. Namun, ada
beberapa yang memiliki kelainan
letak seperti:
- Insersi tali pusat Battledore
- Insersi tali pusat Velamentous
Insersi tali pusat Battledore
Pada kasus ini tali pusat terhubung ke
paling pinggir plasenta
seperti bentuk bet tenis meja. Kondisi ini tidak bermasalah kecuali
sambungannya rapuh.
Insersi tali pusat Velamentous
Tali pusat berinsersi
ke dalam membran agak jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh darah umbilikus melewati membran
mulai dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta normal, tidak berbahaya
untuk janin, tetapi tali pusat dapat terputus
bila dilakukan tarikan pada penanganan
aktif di kala tiga persalinan.
Tali pusat terdiri
atas dua arteri umbilikalis (mengembalikan
produk sisa dari fetus
ke plasenta, di mana produk
sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk
diekskresikan) dan satu vena
umbilikalis (membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem
peredaran darah fetus dari darah maternal, yang terletak di
dalam spatium choriodeciduale).
Bagian luar tali pusat berasal dari
lapisan amnion, sedangkan bagian
dalam terdapat jaringan lembek (selai warthon), melindungi dua arteri umbilikalis dan
satu vena umbilikalis dalam tali pusat.
Fungsi Tali Pusat
Tali pusat mempunyai
fungsi sebagai:
- Media transportasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin
- Media transportasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh ibu
- Media transportasi zat antibodi dari ibu ke janin
- Media transportasi zat antibodi dari ibu ke janin
Sirkulasi Tali Pusat
Fetus
dalam rahim ibu mempunyai dua
kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu oksigen dan nutrisi serta membuang
produk sisa yang dihasilkan oleh sel-selnya. Struktur yang bertanggungjawab
memenuhi kebutuhan fetus
adalah plasenta. Plasenta mempunyai banyak
vilus yang tumbuh dari membran, menyelimuti fetus dan menembus dinding
uterus yaitu endometrium.
Endometrium
kaya dengan aliran darah
ibu. Jaringan kapilari darah
fetus berada di dalam
vilus. Darah yang kaya oksigen
dan nutrien dibawa melalui vena umbilicalis.
Sebaliknya darah yang sampai ke vilus
dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat, mengandung
produk sisa seperti karbon dioksida dan urea. Produk sisa ini akan meresap ke
membran dan masuk darah
ibu. Darah ibu dan darah fetus dalam vilus sangat
rapat, akan tetapi kedua darah
tersebut tidak bercampur karena dipisahkan oleh suatu membran.
Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu menembus
membran ini dan memasuki kapilari darah
fetus yang terdapat dalam
vilus. Selain oksigen dan nutrien,
antibodi dari darah ibu juga meresap ke
dalam darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan bayi yang dilahirkan
daripada jangkitan penyakit.
Gambar. Sirkulasi tali pusat
Referensi
ayurai.wordpress.com/2009/05/21/talipusat-umbillicus/ unduh 22 maret 2011, 01:19 AM
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
dhiluphelyhend.blogspot.com/2008/05/bab-i-pendahuluan-1.html unduh 22 maret 2011, 01:24 AM
embryology.med.unsw.edu.au/Science/ANAT2341lab04_4.htm unduh 24 maret 2011, 04:24 AM
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
restikikilestari.blogspot.com/2011/02/plasenta-dan-tali-pusat.html unduh 24 maret 2011, 04:20 AM
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
ayurai.wordpress.com/2009/05/21/talipusat-umbillicus/ unduh 22 maret 2011, 01:19 AM
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
dhiluphelyhend.blogspot.com/2008/05/bab-i-pendahuluan-1.html unduh 22 maret 2011, 01:24 AM
embryology.med.unsw.edu.au/Science/ANAT2341lab04_4.htm unduh 24 maret 2011, 04:24 AM
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
restikikilestari.blogspot.com/2011/02/plasenta-dan-tali-pusat.html unduh 24 maret 2011, 04:20 AM
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika